Mrk 6:1-6
Pada
suatu ketika, Yesus tiba kembali di tempat asal-Nya, sedang
murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Yesus mengajar di rumah
ibadat, dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia. Mereka
berkata, "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah
yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian,
bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang
kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara
Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya
yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
Maka Yesus berkata kepada mereka, "Seorang Nabi dihormati di mana-mana
kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di
rumahnya." Maka Yesus tidak mengadakan satu mujizat pun di sana,
kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya
atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus
berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
ALLAH PUN HADIR DALAM KEFRUSTRASIANKU
Yehezkiel
adalah seorang nabi yang pernah frustrasi dan di dalam
kefrustrasiannya sering dimarahi dan dikritik oleh kaumnya karena
ketidakpercayaan mereka kepada Yahwe. Tetapi ketika Yehezkiel menerima
Sabda Allah tentang pemberitahuan akan kejatuhan Yerusalam, dia
mendekati dan menawarkan pesan kepada bangsanya agar tetap berharap.
Karena dia merasakan bahwa Allah ternyata hadir di dalam
kefrustrasiannya yang menyakitkan, dan itu membangkitkan dia dan
memberi kesempatan untuk bangun dari kelemahannya.
Yesus
juga mengalami hal yang sama, meski Dia seorang nabi besar yang
diterima di mana-mana, namun ditolak oleh bangsa dan tempat asalnya
sendiri. Tetapi Yesus tetap menunjukkan kekuatan Allah di
tengah-tengah penyangkalan dan penolakan itu hingga ke Kalvari. Bahkan
Santo Paulus pun terluka ketika dia mendengar serangan yang tidak
adil atas lawannya. Namun, dia menegaskan bahwa "ketika aku lemah,
maka aku kuat." Kelemahan yang ada pada dirinya justru membuat dia
kuat, karena dengan itu dia tidak menjadi sombong dan menjadi sangat
tergantung kepada Allah.
Ketiga nabi besar ini mewartakan satu kebenaran yang sederhana, yakni
apa saja yang lemah atau yang luka atau duri, harus kita pikul di
dalam kehidupan kita. Hal itu karena setiap duri adalah lambang
kehadiran yang kuat akan kehadiran dinamis dari Allah (JRS).
Pelita Hati: Setiap duri adalah lambang kehadiran yang kuat akan kehadiran dinamis dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar