Mat 11:20-24
Sekali
peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun
di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata,"Celakalah
engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jika di Tirus dan
Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di
tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Pada hari penghakiman tanggungan Tirus
dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.'
Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati?
Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, "Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom, akan lebih ringan daripada tanggunganmu."
BERTOBATLAH!
Karya
nabi Yesaya terlibat dalam politik yang menimpa bangsa Yehuda.
Keterlibatan itu memaksa nabi turun tangan untuk mencegah Raja Akas
berperang dengan tentara Assiria. Hal
itu karena perang tidak akan menyelamatkan Yerusalem dan rakyat.
Yerusalem dan rakyat akan selamat bila raja percaya pada Yahwe. Nabi
meyakinkan raja untuk percaya pada Yahwe karena dari Yahwelah
diperoleh stabilitas dan perlindungan, bukan dari kekuatan senjata.
Pertentangan
yang terjadi pada era nabi Yesaya mirip dengan Injil hari ini. Dalam
Injil hari ini, muncul dua sikap yang bertentangan satu sama lain,
yaitu yang menerima Yesus dan berjuang bersama-Nya dan sikap tidak
percaya dengan akibat bahwa kelompok atau kota yang bersikap tak menerima Yesus akan hancur. Teguran dan ancaman Yesus terhadap tiga kota
itu, yakni Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum. Di tengah kota-kota ini
Yesus telah menunjukkan karyanya yang disertai dengan mukjizat,
tetapi penduduk tetap tidak menerima Yesus. Hal itu membuat Yesus
mengucapkan nada ancaman dengan kata "celakalah". Ancaman ini
diungkapkan Yesus sebagai ajakan kepada mereka untuk bertobat.
Nasib ketiga kota
yang tidak bersedia menerima Yesus ini hendaknya menjadi suatu
peringatan yang kuat dan menuntut perubahan tingkah laku kita. Hal itu
mengingat di daerah mana pun karya keselamatan tidak akan nyata bila
kita tidak bertobat dan menerima Injil. Sebab mendengar Sabda ilahi
sungguh-sungguh membebaskan kita dari kebutaan hati. Celakalah,
itu bukan untuk menimbulkan ketakutan, rasa gelisah, dan ancaman
melainkan menyegarkan semangat kesetiaan karena hanya Injil yang mampu
membawa kita kepada kehidupan (SS).
Pelita Hati: Hanya Injil yang mampu membawa kita kepada kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar