PAROKI JAMBI SELENGGARAKAN PELATIHAN MUSIK LITURGI
Setelah lima
tahun berselang Paroki St. Teresia Jambi kembali menyelenggarakan
pelatihan dirigen. Sepaket dengan itu diselenggarakan pula pelatihan
organis dan pemazmur. Kali ini Paroki Jambi juga mengundang pakar musik
liturgi dari Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta Rm. Karl Edmund Prier, SJ dan Paul Widyawan. Bertempat di Aula TK/SD Xaverius I Jambi, pelatihan yang diselnggarakan selama Sabtu sampai Minggu (21,22/8) bertemakan,”Menjadi Petugas Liturgi yang Maju, Mandiri dan Misioner.”
Pesertanya
pun bervariasi, datang dari pelbagai wilayah di Sumatera bagian
selatan, Bengkulu, Curup, Singkut/Sarolangun, Tugu Mulyo, Jambi Luar
Kota dan dari Kota Jambi sendiri.
Menurut Ketua Panitia penyelenggara, Yohanes Sukadi, peserta yang datang dari pelbagai tempat itu mencapai mencapai lebih dari 150 orang, yang terdiri dari :
Menurut Ketua Panitia penyelenggara, Yohanes Sukadi, peserta yang datang dari pelbagai tempat itu mencapai mencapai lebih dari 150 orang, yang terdiri dari :
- Peserta dirigen : 74 orang
- Peserta organis : 28 orang
- Peserta pemazmur : 49 orang
Antusiasme
untuk mengikuti pelatihan, menurut Rm. Marwoto, sudah menimbulkan
banyak harapan. “Sekurang-kurangnya sudah berani tampil di depan banyak
orang,” kelakarnya.
Sementara
itu para peserta merasa kemampuannya banyak terbantu oleh
latihan-latihan praktis yang diberikan oleh Paul Widyawan maupuan
Rm.Prier, SJ.
Umumnya para peserta mengharapkan agar kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini menjadi agenda rutin. “Kita mengaharapkan agar kaum muda mulai terajak untuk mencintai liturgy dan mau menjadi petugas-petugas liturgi. Tantangannya, sebenarnya banyak kaum muda yang mampu tetapi jarang ada yang bersedia secara sukarela,” ungkap Yanto, peserta dari Bengkulu.
Umumnya para peserta mengharapkan agar kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini menjadi agenda rutin. “Kita mengaharapkan agar kaum muda mulai terajak untuk mencintai liturgy dan mau menjadi petugas-petugas liturgi. Tantangannya, sebenarnya banyak kaum muda yang mampu tetapi jarang ada yang bersedia secara sukarela,” ungkap Yanto, peserta dari Bengkulu.
Pelatihan
seperti ini juga sangat membantu bagi petugas liturgi dari desa yang
memiliki keterbatasan akses informasi dan fasilitas. “Kami dapat
memperoleh informasi-informasi baru, apalagi kami minim guru dan
fasilitas,” ungkap Bambang, peserta dari Sungai Bahar. Bahkan untuk
dapat mengikuti pelatihan ini para peserta dari Sungai Bahar ada yang
sampai membawa serta anak-anak bayinya. “Bapaknya untuk sementara jadi
pengasuh bayi, biar ibunya bisa mengikuti pelatihan. Maklumlah mereka
itu kan kader muda dari sana,” ungkap Bambang.
Lebih
lanjut, peserta juga bahkan menantang dan menyarankan agar suatu waktu
diselenggarakan lokakarya komposisi untuk menciptakan lagu-lagu liturgi gaya
Jambi. Hal ini memang ditanggapi dengan baik oleh narasumber, Rm.
Prier, SJ, yang menyatakan bisa untuk mengadakannya jika pihak setempat
memang bisa memfasilitasi. (Romualdus Kaju)Panitia bersama Romo Paroki dan ketua DPP |
Para peserta berlatih bersama-sama mempersiapkan Misa |
Salah satu kelompok peserta pemazmur |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar