Minggu, 22 Juli 2012

Kamis, 26 Juli 2012

Mat 13:10-17
Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang penabur, murid-murid bertanya kepada-Nya, "Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?" Jawab Yesus, "Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biar pun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: 'Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kausembuhkan.' Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya."

ORANG ISTIMEWA
Orang istimewa di hati kita tentu orang-orang yang sungguh berarti dalam hidup kita. Keberartian mereka dalam hidup kita cukup beragam, di antaranya karena mereka bisa mengubah hidup kita sehingga kita menjadi berguna. Mereka bisa orangtua, sahabat, istri, suami, bahkan kekasih kita. Kepada mereka, kita bebas mengungkapkan isi hati kita dan berterus terang akan banyak hal bahkan rahasia sekalipun.
Yesus pun dekat dengan para murid-Nya bahkan sangat mengistimewakan mereka. Kepada murid-murid-Nya Yesus selalu mengatakan segala sesuatu secara terus terang. Sementara pada orang lain, Yesus menyatakan sesuatu dengan perumpamaan. Hal ini dilakukan Yesus agar para murid mengenal-Nya secara jelas dan mengerti misi dan visi-Nya, yaitu mewartakan Kerajaan Allah. Dengan memahami hal itu, Yesus berani mengutus para murid-Nya mewartakan Kerajaan Allah.
Apakah kita telah mengenal Yesus? Semoga kita bukan seperti yang diramalkan nabi Yesaya bagi orang yang bebal hati: "Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti; kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap." Marilah kita apabila belum mengenal Yesus ataupun sudah memperbarui diri, merubah sikap kita ke arah yang lebih baik lagi. Semoga! (RBM)

Pelita Hati: Orang istimewa dalam diri Yesus adalah mereka yang mengenal-Nya secara dekat.

Rabu, 25 Juli 2012

Mat 20:20-28
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus,"Apa yang kau kehendaki?" Jawab ibu itu,"Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab,"Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya,"Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka,"Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,"Kamu tahu bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu...

MENJADI PELAYAN
Pengikut Yesus, jangan bermimpi dan berpikir untuk menjadi besar dan termasyur. Pengikut Yesus merupakan orang-orang yang mendedikasikan diri secara total tanpa pamrih menjadi pelayan. Pelayanan ini berupa mengasihi sesama lebih-lebih mereka kaum marginal seturut kehendak Yesus. Bukan penguasa yang melayani sesama kebanyakan dengan tangan besi.
Hal ini dengan tegas dikatakan Yesus dalam Injil hari ini. Yesus berkata: "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayan. Barangsiapa ingin menjadi terkemuka hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Maka, menjadi pengikut Yesus bukanlah menjadi orang terkenal dan termasyur melainkan menjadi pelayan yang mengabdikan diri secara total pada Yesus dan Bapa.
Kiranya kita menyadari hal ini sehingga kita dapat seperti St. Yakobus, rasul yang hari ini pestanya dirayakan oleh Gereja. Awalnya, Yakobus mengira bahwa dengan menjadi pengikut Yesus ia akan menjadi orang besar dan termasyur. Hal ini nyata ketika ibunya datang kepada Yesus untuk meminta posisi. Ternyata jawaban Yesus sungguh di luar dugaan manusia: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang, bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Jawaban Yesus ini menyadarkan Yakobus akan tugasnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah pelayan sebagaimana Yesus sendiri (RBM).

Pelita Hati: Menjadi pengikut Yesus bukanlah menjadi orang terkenal dan termasyur melainkan menjadi pelayan yang mengabdikan diri secara total pada Yesus dan Bapa.

Selasa, 24 Juli 2012

Mat 12:46-50
Sekali peristiwa ketika Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, ibu dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka berkatalah seseorang kepada-Nya, "Lihat, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi Yesus menjawab kepadanya, "Siapakah ibu-Ku? Dan siapakah saudara-saudara-Ku?" Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, ia bersabda, "Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku."

MELAKSANAKAN KEHENDAK BAPA
Persaudaraan rohani melebihi persaudaraan jasmani. Mereka yang hidup dalam persaudaraan rohani ini dengan cara khusus ataupun menjadi religius akan lebih akrab dengan saudara rohani ketimbang kerabat jasmani. Sebab persaudaraan rohani memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih penting yang harus lebih diutamakan daripada hal lainnya.
Yesus sangat tegas mengenai hal ini. Yesus sadar bahwa Ia mesti melaksanakan panggilan khusus yang diterima-Nya dari Bapa. Yesus berusaha melaksanakan panggilan-Nya untuk melayani umat dan tanpa bermaksud menyangkal keberadaan keluarga-Nya. Yesus paham mana prioritas utama dalam hidup-Nya. Untuk itu, Yesus sangat mengharapkan pengertian dari keluarga. Hal ini nyata ketika Ia berkata: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Dalam hal ini, Yesus mau menegaskan bahwa sekarang dan di sini prioritas adalah melayani umat sementara urusan keluarga berbeda waktunya. Hal utama bagi Yesus tidak lain dan tidak bukan adalah melaksanakan kehendak Bapa. Mereka yang melaksanakan kehendak Bapa inilah ibu dan saudara-saudari Yesus.
Kita merupakan saudara-saudari Yesus. Kita akan menjadi prioritas bagi-Nya apabila kita mau dan selalu melaksanakan kehendak Bapa sebagaimana dilakoni-Nya. Apakah kita telah melaksanakan kehendak Bapa? Semoga kita lebih mengutamakan tugas panggilan kita tanpa terhalang oleh apa pun juga (RBM).

Pelita Hati: Ibu dan saudara-saudara Yesus adalah orang-orang yang melaksanakan kehendak Bapa.

Senin, 23 Juli 2012

Mat 12:38-42
Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, "Guru, kami ingin melihat suatu tanda daripada-Mu." Jawab Yesus kepada mereka, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu penghakiman ratu dari selatan akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo!"

KERAS KEPALA
Dalam suatu rapat terjadi adu pendapat yang sengit. Kedua orang yang beradu pendapat itu tidak ada yang mengalah. Bahkan pimpinan rapat terpaksa menskorsing rapat akibat perbedaan pendapat itu selama setengah jam. Setelah rapat kembali, adu pendapat itu tetap terjadi. Tidak ada yang mengalah, keduanya sama-sama keras kepala. Kekerasan kepala mereka akhirnya tidak menghasilkan apa pun dari rapat itu. Malah sakit hati dan dendam yang membara.
Hal ini agak mirip dengan Injil yang kita dengar hari ini. Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa orang Farisi dan ahli-ahli Taurat selalu tidak percaya akan Yesus. Maka ketika mereka meminta suatu tanda dari Yesus yang membuktikan bahwa Dia adalah Mesias dan utusan Allah, Yesus tidak memberikan tanda apa pun kepada mereka selain tanda nabi Yunus. Tanda nabi Yunus adalah tanda kematian dan kebangkitan Yesus. Melalui tanda ini dinyatakan bahwa ahli Taurat dan orang Farisi adalah orang-orang yang keras kepala. Mereka sendirilah yang menyalibkan Yesus sebagai bentuk kekerasan hati dan pikiran mereka.
Dalam berbagai pengalaman hidup, kita juga sering keras kepala dan tidak mau mengakui kelebihan orang lain. Kita gampang sakit hati sehingga mencari cara untuk menyingkirkan mereka. Marilah kita tinggalkan sifat keras kepala dengan berjiwa kristiani dalam mendukung sesama sesuai kompetensi mereka. Janganlah kita terpengaruh oleh mentalitas haus kuasa dengan menghalalkan segala cara (RBM).

Pelita Hati: Keras kepala tidak akan menghasilkan apa pun malah sakit hati dan dendam yang membara.

Minggu, 22 Juli 2012

Mrk 6:30-34
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!" Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat,  dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada  mereka.

GEMBALA YANG BAIK
Seorang gembala adalah orang yang sanggup membela kawanannya dari binatang yang ganas dan penuh perhatian terhadap domba-dombanya serta mengumpulkannya demi keamanan dan kedamaian. Kewibawaan seorang gembala tak dapat diragukan lagi karena dia mengenal domba-dombanya dan rela menggendong domba yang sakit atau lelah. Sikap ini karena gembala itu sangat mencintai domba-dombanya.
Sayang, kewibawaan ini sering disalahgunakan sebagaimana diceritakan nabi Yeremia. Para pemimpin–disamakan dengan para gembala–bertindak sewenang-wenang atas umat-Nya yang disamakan dengan domba.  Mereka memeras domba-domba hingga tercerai-berai. Tetapi Yahwe tidak membiarkan domba-domba itu tercerai-berai. Ia mengambil penjagaan atas domba-domba itu sebagaimana dinubuatkan dan dinantikan oleh para nabi yang terwujud dalam diri Yesus. Yesuslah gembala yang baik.
Yesus dan para gembala yang baru, yaitu para murid-Nya akan menggembalakan umat yang ditebus dengan darah-Nya yang mulia serta akan diperhatikan. Tetapi kini sangat sulit menemukan orang yang rela melayani dan mencurahkan hatinya sepenuhnya dalam masyarakat bila tidak ada kompensasi atau kepentingan. Para gembala umat kristiani di segala lapisan tertahbis atau tak tertahbis dalam pelayanan pewartaan dan meja seharusnya bebas dari kepentingan dan kesibukan pribadi demi pelayanan ini (SS).

Pelita Hati: Gembala yang baik mengenal domba-dombanya dan tidak membuat domba-domba itu tercerai-berai..